Memprihatinkan, SMP N 1 Pematang Sawa Butuh Perhatian Lebih dari Pemerintah
Tanggamus, Jurnalbengkulu.con - Ruang kelas kerap menjadi persoalan sekolah, bahkan untuk tahun 2020 Disdik Tanggamus hanya membangun 1 buah prasarana gedung perkantoran untuk SMP Negri : 1 Pematang Sawa yang berada di Pekon Waynipah, Kabupaten Tanggamus.
Sementara kebutuhan sarana prasarana lainnya sangat di butuhkan seperti laboratorium, gedung UKS dan ruang BK, guna untuk menunjang program pendidikan tingkat menengah pertama, dan memperbaiki mutu dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat membangkitkan niat bersekolah bagi anak- anak di wilayah setempat.
"Pantauan di lapangan Jurnalis Jurnalbengkulu.com, banyak anak-anak di Kecamatan Pematang Sawa sekolahnya ke daerah lain, karena fasilitas dan sarana belajar mengajar lebih lengkap dan lebih bermutu.
"Harapan kami pemerintah untuk lebih sensitif lagi melihat kebutuhan sarana dan prasarana sekolah. Karena kita lihat tahun kemaren saja kita hanya mendapat 1 bantuan dana DAK artinya untuk kegiatan infrastruktur sekolah tahun ini pemerintah memang masih kurang perhatiannya. Perlu diketahui, sekolah kami masih sangat banyak membutuhkan sarana dan prasarana lainnya," terang Marsudi Kepala sekolah SMPN 1 Pematang Sawa. (Sabtu 16/1/21)."Menurut keterangan salah satu tokoh masyarakat Pekon Waynipah kepada Jurnalis, mereka sangat berharap SMP Negri: 1 Pematang Sawa yang ada di Pekon Waynipah bisa layak seperti sekolah di Kecamatan lain.
"Yang menjadi problem masyarakat ingin bersekolah di sekolah negeri karena sekolah swasta lebih mahal Dan sekolah negeri yang lain jaraknya sangat jauh, akan tetapi apa boleh buat di sini fasilitas tidak memadai sehingga menurut kami mutu sekolah kurang baik," ucap Apriyal.
Maka dari itu kami masyarakat sangat mengharapkan perhatian dari Pemerintah baik daerah maupun pusat sehingga sekolahan milik kita sendiri ini bisa bersaing dengan sekolah lainnya," harapnya.
"Di sisi lain Burhan salah satu dewan guru mengakui masih banyak kekurangan selain gedung ada juga pagar dinding pembatas belum tertutup rapat, " Memang benar apa yang di sampaikan Kepala sekolah selain itu kami berkantor di ruang kelas yang disekat-sekat dengan triplek dan pagar keliling, kita juga belum rapat penuh, bahkan dulu pernah ada segrombolan babi hutan masuk ke areal sekolahan pada jam ngajar mengajar," Tutupnya. (Aswan)