Ajaran Minangkabau Meniru dari Alam "Surang Makan Cubadak Sadonyo Kanai Gatahnyo, Saikua Kabau Bakubang Sakandang Kanai Luluaknyo"
Oleh : Rahma Asdaqul Asma
Surang Makan Cubadak Sadonyo Kanai Gatahnyo , Saikua Kabau Bakubang Sakandang Kanai Luluaknyo ini berari sesuatu perbuatan yang tercela menurut adat dan agama di minangkabau dan dikerjakan oleh seorang anggota masyarakat , maka malu akan dirasakan oleh anggota kaum lain .
Satu kesalahan yang dilakukan seseorang , maka yang lain yang tidak bersalah yang kena imbasnya . alasan kenapa seseorang tidak bersalah juga kena imbasnya karena ia mendekti dan tidak memberi tahu serta tidak mengajari orang yang bersalah tersebut sebelum kejadian salah itu terjadi.
Sebagai seorang mamak , orang tua serta orang bakampuang maka harus memperhatikan dan mengajarkan hal hal yang sesuai agama , adat dan norma yang berlaku di minangkabau ini kepada anak kemenakan dan lingkungan sekitar agar tidak terjadi kesalahan dan kesumbangan .
Pada saat sekarang ini banyak pemangku adat dan pemerintahan yang sama tidak tegas dan kurang bijak menasehati anak kemenakanya , hal ini seperti pepatah Titian Lapuak Gantuangan Lamah . hal ini mengakibatkan tidak tau kemana anak kemanakan akan bergantung dan meminta nasehat jika niniak mamak nya tidak tegas.
Maka niniak mamak disini harus bersikap Mambateh Sabalum anyuik (mengingatkan sebelum terjadinya kemudaratan ) agar tidak terjadinya “ surang makan cubadak sadonyo kanai gatahnyo , saikua kabau bakubang sakandang kanai luluaknyo “
Contoh kejadian dalam hal Surang Makan Cubadak Sadonyo Kanai Gatahnyo , Saikua Kabau Bakubang Sakandang Kanai Luluaknyo ialah misalnya sepasang kekasih yang berzina di suatu tempat maka 40 rumah disekitar tempat tersebut akan kena buruknya.
Contoh lain yang dikaitkan dengan hal ini yang sering dikaitkan ialah kejadian di Kampuang Tigo Pariaman , ada orang yang berpesta pernikahan dengan Baralek Gadang , dikatakan bahwa baralek gadang ini tidak sesuai dengan kaidah agama , pada saat itu juga terjadi gempa local disana , semua hancur dan hanya menyisakan satu rumah Urang Gaek ( orang tua ) disana.
Ini membuktikan bahwa satu saja yang membuat kesalahan maka yang terdekat kena imbasnya. Jika tidak ingin terkena percikan las saat orang mengelas jangan dekati orang tersebut , jika tidak ingin terkena masalah , jangan dekati orang jelas jelas sudah tau berbuat salah , itulah perumpamaanya. Jangan mendekati orang yang melakukan kesalahan meskipun kita sudah menasehatinya , tetapi dia tetap melakukan kesalahan tersebut.