Tata Kelola Dana Desa Setiap Tahunnya Terus Membaik
Palembang - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menghadiri seminar
dan workshop nasional tata kelola pemerintahan desa di Hotel Horison Ultima Palembang pada rabu (27/2).
Seminar dan Workshop dengan tema "Cara Tata Kelola Pemerintahan Desa dan Membangun Kemandirian Desa Bersama Bumdes"dihadiri oleh Gubernur Sumatera Selatan, Sejumlah Bupati di Sumatera Selatan, unsur Muspida provinsi Sumatera Selatan, kepala desa, pendamping desa dan sejumlah pihak terkait dengan dana desa.
Dalam arahannya, Mendes PDTT Eko Putro sandjojo menyampaikan bahwa tata kelola dana desa setiap tahunnya terus
membaik. Hal itu dibuktikan dengan penyerapan dana desa yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dari 82
persen pada awal dialokasikannya dana desa pada 2015 hingga menjadi 99 persen dana desa yang terserap pada
2018."Kalau kita lihat tata kelola dana desa itu jauh lebih baik. Dan itu diakui oleh banyak lembaga dunia. kita
liat 2015 itu penyerapannya 82 persen dan tahun lalu sudah 99 persen. Penyerapan itu apa, dana desa itu dibagi
dalam 3 tahap. Tahap berikut tidak akan bisa cair kalau laporan dan hasil audit tahap sebelumnya belum
diterima dengan baik oleh inspektorat kabupaten. Jadi 99 persen itu berarti tata kelolanya sudah semakin
baik," katanya.Tata kelola yang baik tersebut, kata Eko, merupakan kerja keras dari seluruh perangkat desa, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten, dan dukungan pendampingan dari pendamping desa, serta dukungan dari Kepolisian
RI, Kejaksaan, BPKP dan BPK yang memiliki komitmen kuat dalam membantu mengelola dana desa agar menjadi lebih
baik dengan penyerapan yang terus meningkat.Lebih lanjut Eko mengakui bahwa untuk penyaluran Dana Desa yang saat ini berjalan cukup baik bukan tanpa
tantangan dan masalah. Berbagai permasalahan muncul terjadi karena pada awalnya kepala desa dan perangkat desa
belum memiliki pengalaman mengelola keuangan negara, D
Desa belum memiliki perangkat yang lengkap untuk
mengelola keuangan negara, dan kondisi geografis dan infrastruktur dasar di banyak desa masih sulit."Meskipun ada beberapa persoalan, dengan diawasi oleh banyak pihak, sehingga jumlah yang bermasalah sangat
kecil jika dibandingkan dengan yang memanfaatkan Dana Desa dengan baik," katanya.Pengawasan penyaluran dana desa, tambah Eko, Kemendes PDTT telah bekerjasama dengan berbagai pihak seperti
dengan kepolisian, kejaksaan, KPK dan pihak lainnya agar penyalurannya berjalan dengan lancar."Setiap ada penyelewengan itu dilaporkan ke inspektorat kabupaten setempat. Nanti kabupaten akan memproses,
kalau memang ada penyelewengan nanti bisa dilaporkan kepenegak hukum atau langsung dilaporkan ke penegak hukum
juga bisa tanpa perlu ke inspektorat kabupaten. Tapi untuk laporan ternyata banyak kasus karena kesalahan
administratif saja. Kalau hanya kesalahan administratif kita sudah minta untuk tidak dikriminalisasi, kita
berikan pendampingan agar tata kelola dana desa itu menjadi lebih baik," katanya.Lebih lanjut eko menyinggung terkait jumlah jalan desa sepanjang 191 ribu kilometer selama 4 tahun yang
dibangun didesa-desa. Menurutnya, angka tersebut bila dibagi oleh 74.954 desa selama 4 tahun rata-ratanya
sekitar 2,5 kilometer."Kalau setahun rata-ratanya sekitar 600 meter perdesa pertahun. Jadi ini bukam sim salabim. Infrastruktur yang
terbangun dengan dana desa secara masiv selama 4 tahun ini tidak pernah terjadi dalam sejarah indonesia,"
katanya.(Rilis/Adv/Alf)