Silek Sitaralak, Baso Kabupaten Agam Sumatera Barat
Indonesia merupakan negara terluas ke 14 sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah 1.904.569 km² serta negara pulau terbanyak ke 6 di dunia dengan jumlah 17.504 pulau. Nama alternatif yang dipakai untuk kepulauan Indonesia disebut Nusantara. Selain itu, Indonesia juga menjadi negara berpenduduk terbanyak ke-4 di dunia dengan penduduk mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020. Dari segi luas dan banyak pulau nya maka dari itu banyak lah ragam seni tradisi dan budaya yang ada di negara Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke pasti memiliki ciri khas masing-masing. Seni tradisi dan budaya tersebut hadir secara turun temurun sejak nenek moyang hingga pada zaman sekarang ini.
Seni adalah keahlian atau kemampuan dalam membuat atau berkarya serta memiliki nilai, seperti tari, lukisan, ukiran. Seni meliputi banyak kegiatan manusia dalam menciptakan atau membuat karya visual, audio, maupun pertunjukan yang menggunakan imajinasi, gagasan untuk dihargai keindahannya. Menurut Quraish shihab dalam bukunya Wawasan Al-Qur'an, Quraish mengemukakan bahwa seni adalah keindahan. Seni merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung serta mengungkapkan keindahan. Menurut J.J Hogman Dalam buku Estetika Filsafat Keindahan (1993) oleh Mudji Sutrisno, J.J Hogman menyatakan bahwa seni memiliki tiga poin penting, yakni: Ideas, wujud seni sebagai suatu yang kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peratiran, dan sebagainya. Activities, suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam berkesenian. Artifact, sebagai wujud seni melalui hasil karya yang dihasilkan oleh manusia.
Salah satu provinsi di Indonesia Yang memiliki seni tradisi dan budaya yang beragam adalah Provinsi Sumatera Barat. Sumatra Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatra dengan ibu kota Padang. Provinsi Sumatra Barat terletak sepanjang pesisir barat Sumatra bagian tengah, dataran tinggi Bukit Barisan di sebelah timur, dan sejumlah pulau di lepas pantainya seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah seluas 42.012,89 km² ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu. Maka dari pada itu provinsi Sumatera barat termasuk Provinsi yang memiliki seni tradisi dan budaya yang cukup beragam. Salah satu seni yang ada di Sumatera Barat adalah Silek.
Silek adalah sebuah seni bela diri yang terdapat di Minangkabau, yang bertujuan untuk membela diri dari perbuatan jahat seseorang, dan kegunaan lainnya adalah sebagai pertunjukan kesenian namun tidak seluruh silek yang bisa di jadikan pertunjukan kesenian tetapi hanya beberapa saja. Silek Minangkabau di wariskan secara turun temurun karena merupakan salah satu bekal bagi masyarakat Minangkabau yang memiliki kebiasaan merantau semenjak beratus-ratus tahun. Untuk merantau tentu saja mereka harus memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari hal-hal terburuk selama di perjalanan atau di rantau, misalnya diserang atau dirampok orang. Di samping sebagai bekal untuk merantau, silek penting untuk pertahanan Nagari terhadap ancaman dari luar. Silek juga memiliki atau mempunyai beragam filosofi seperti Alam takambang jadi guru, yang artinya adalah orang minang belajar kepada alam. Dan ada pula pepatah lain mengatakan, Musuah Indak dicari kok basuo kok dapek diilakan, yang artinya seorang pasilek tidak untuk mencari musuh melainkan mencari teman jika musuh datang seorang pasilek minang berusaha untuk menghindar dahulu sebelum kondisi yang terdesak sehingga harus menyerang. Silek di Minangkabau ternyata memiliki beberapa aliran. Aliran Silek dapat diartikan seperti pembagian atau golongan-golongan pada silek. Diantara aliran-aliran tersebut adalah, Silek Tuo (Silat Tua), Silek Kumango (Silat Kumango), Silek Harimau (Silat Harimau), Silek Lintau (Silat Lintau), Silek Sitaralak (Silat Sitaralak), Silek Pauah (Silat Pauh), Silek Sungai Patai (Silat Sungai Patai),Silek Luncua (Silat Luncur), Silek Gulo-Gulo Tareh (Silat Gulo-Gulo Tareh),Silek Baruah (Silat Baruh),Silek Ulu Ambek (Silat Ulu Ambek).
Silek Sitaralak merupakan salah satu aliran silek yang terkeras, karena dapat di artikan dari segi gerakan yang bisa melumpuhkan serta mematikan lawan. Sitaralak ini merupakan silek yang cara kerjanya mengandalkan gerakan atau tenaga dari si lawan. Sitaralak sampai saat sekarang belum bisa dipastikan dari mana asalnya, karena ada beberapa data yang berbeda antara mulut ke mulut. Menurut masyarakat silek Sitaralak ini sudah ada sejak lama mulai berkembang di kabupaten agam khususnya di nagari Simarasok. Berawal dari guru silek yang bernama bapak saf taralak julukannya dialah yang mengajarkan silek di kampung-kampung. Tidak cukup sampai disitu silek aliran taralak perguruan pandeka kubuang tigo baleh juga diajarkan disekolah-sekolah.
Silek yang sudah ada atau pun masih dalam proses pengembangan yang ada di Kabupaten Agam kecamatan Baso, Nagari Simarasok ada berbagai macam diantaranya yaitu Silek kubang tigo baleh, Silek batang Simarasok, dan juga silek talago biru yang juga beraliran sitaralak, dan juga ada silek yang menggunakan ilmu gaib yang dipelajari oleh petua di daerah Simarasok, kampeh ini. Pernah ada silek yang dilakukan diateh batang pisang. Silek ini dilakukan oleh bukan sembarang orang, diperlukan energi khusus dari petuanya yang terdahulu yang sudah meninggal. Silek ini biasanya turun temurun hanya kepada anak cucu orang terdahulu yang sebagai pendekar atau pandeka terdahulu.
Sitaralak ini memiliki lebih kurang dari 200 macam gerakan yang memiliki fungsi. Dalam seni olah gerak dan posisi ada beberapa tataran dan masing masing mempunyai fungsi: Tataran pertama menyangkut hubungan tubuh dengan alam, menyangkut expresi kodrat. Tataran kedua hubungan tubuh dengan tubuh yang lain, kita menyebutnya teknik, rangkaian teknik membentuk kombinasi atau koreografi. Tataran ketiga adalah kebebasan, kita bisa mengekspresikan kodrat dan relasi secara taat azas sekaligus bebas, jadi kebebasan gerak bukan berarti bergerak secara khaotis, tetapi taat kodrat dan taat azas. Tataran keempat, kombinasi atau koreografi yang taat azas dapat meningkatkan fungsi dan kesehatan jiwa seseorang.
Dari fungsi gerakan tersebut memiliki Filosofi seperti halnya beladiri lainnya, pencak silat pun memiliki beberapa jurus, jurus inilah yang dilatihkan tiap saat. Jurus sendiri dapat dikatakan sebagai gerakan mendasar pada bagian tubuh secara keseluruhan baik bagian atas maupun bagian bawah. Jurus berfungsi sebagai pedoman untuk melanjutkan pada teknik berikutnya yang lebih mahir atau yang dalam dunia pencak silat. Jurus ini biasanya diperagakan pada saat latihan berpasangan maupun sendiri. Sebagai contoh adalah gerakan langkah yang menggerakan sedikit bagian tubuh, yang berfungsi dalam hal pergerakan kaki. Ketika digabungkan nantinya akan membentuk suatu teknik dasar yang dinamakan Dasar Pasan, atau lebih dikenal dengan teknik aliran di seluruh badan. Sitaralak ini sangat didukung positif oleh masyarakat karena, karena dengan belajar Pencak Silat bisa menjaga atau melindungi para penerus bangsa dari hal-hal yang bersifat negative karena dalam pencak silat diajarkan untuk selalu melaksanakan kedisiplinan Ibadah dan sangat berhubungan langsung dengan ajaran agama Islam.
Oleh : Selvi Dwi Julianti, Mahasiswa Universitas Andalas