Pandangan Masyarakat dan Persepsi Diri Pendendang Perempuan di Minangkabau
Oleh : Tri Hartati Ramadhani
Mahasiswa Universitas Andalas Jurusan Sastra Minangakabau Fakultas Ilmu BudayaMinangkabau, sebuah daerah dengan budaya yang kaya dan beragam, terkenal dengan tradisi menyelenggarakan pertunjukkan seni yang menggambarkan nilai-nilai lokal dan kehidupan masyarakatnya. Salah satu pertunjukkan yang mencerminkan kekuatan budaya Minangkabau adalah bagurau, sebuah seni pertunjukkan yang melibatkan tari, musik dan nyanyian.
Pada masa sebelumnya, bahwa perempuan dianggap tabu untuk tampil di panggung pertunjukkan. Namun sekarang, kaum perempuan menjadi bagian yang sangat penting dari seni pertunjukkan Minangkabau tersebut. Salah satu bentuk seni pertunjukkan yang sekarang pemainnya didominasi oleh kaum perempuan adalah pertunjukkan musik saluang dan dendang, yang disebut oleh masyarakat Minangkabau dengan bagurau. Meskipun kehadiran perempuan dalam kegiatan budaya dan kesenian di Minangkabau bukanlah sesuatu yang baru, namun dalam konteks kehidupan adat Minangkabau, tampilnya perempuan di panggung pertunjukkan untuk umum ini dapat dikatakan sebagai suatu tradisi baru yang cukup menarik. Perkembangan ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Gusfield, bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang berhenti berproses. Tradisi cenderung dipetik, diciptakan dan dibentuk untuk menyajikan kebutuhan dan aspirasi dalam situasi sejarah tertentu. Dalam masyarakat Minangkabau, memang ditemukan adanya tradisi kesenian yang sepenuhnya didukung oleh kaum perempuan, seperti kelompok talempong unggan. Namun, kehadiran kelompok kaum perempuan ini lebih merupakan bahagian dari kebutuhan kehidupan adat Minangkabau itu sendiri. Kehadiran mereka biasanya diperlukan untuk tampil melengkapi upacara-upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Jadi, bukan pertunjukkan untuk masyarakat umum, dan bukan pula sekedar pertunjukkan yang bersifat hiburan.
Namun, tradisi kesenian yang berkembang dalam masyarakat Minangkabau sekarang ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi pada masa sebelumnya. Tradisi baru itu antara lain adalah, kehadiran perempuan sebagai seniman tidak hanya sekedar melengkapi keperluan upacara adat, tetapi lebih hanya sekedar melengkapi keperluaan upacara adat, tetapi lebih luas dari itu. Mereka sekaligus telah tampil sebagai seniman yang lebih profesional, dalam pengertian mereka mendapat sejumlah bayaran untuk apa yang mereka lakukan. Peranan perempuan dalam mengembangkan kesenian Minangkabau, memang cukup besar dan penting. Dalam tradisi lisan misalnya, kaum perempuan memiliki peranan yang penting, terutama untuk menceritakan kisah-kisah kaba dari mitos-mitos Minangkabau kepada anak-anak dan cucunya. Ini merupakan bahagian yang penting dari penerusan tradisi lisan dalam masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi bagurau, peran pendendang atau penyanyi memiliki peran yang sangat penting. Mereka bertindak sebagai narator, menyampaikan cerita dan pesan melalui lirl-lirik yang mereka nyanyikan. Namun, jika kita melihat secara lebih mendalam terdapat pandangan masyarakat dan persepsi diri yang berbeda pendendang perempuan di Minangkabau.
Pandangan masyarakat terhadap pendendang perempuan di Minangkabau dapat dikatakan masih terikat oleh norma dan nilai-nilai budaya yang ada. Masyarakat cenderung melihat perempuan sebagai sosok yang lebih cocok untuk berperan sebagai ibu rumah tangga dan menjaga kehormatan keluaraga. Akibatnya, ada kecenderungan untuk menganggap bahwa perempuan yang menjadi pendendang mimiliki kedudukan yang rendah atau kurang terhormat.
Persepsi diri pendendang perempuan di Minangkabau juga dipengaruhi oleh pandangan masyarakat. Mereka sering kali merasa terbebani oleh ekspektasi yang diletakkan pada mereka. Meskipun memiliki bakat dan kecintaan terhadap seni, ada rasa ketidakpercayaan diri yang muncul akibat penilaian masyarakat yang kurang menghargai mereka sebagai pendendang perempuan. Namun, di tengah pandang masyarakat yang masih terikat oleh norma-norma patriarki, ada perubahan yang terjadi dalam persepsi diri pendendang perempuan di Minangkabau. Beberapa pendendang perempuan telah mampu mengatasi hambatan-hambatan sosial dan menunjukka kemampuan mereka dengan percaya diri di atas panggung. Pendendang perempuan ini membuktikan bahwa mereka mampu menyampaikan cerita dan pesan melalui suara mereka, dan bahwa perempuan juga memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin dan penggerak perubahan dalam masyarakat. Mereka menciptakan ruang bagi perempuan lain ikut serta dalam seni pertunjukkan dan menginspirasi generasi muda perempuan untuk mengejar passion mereka tanpa takut dihakimi oleh pandangan masyarakat. Upaya untuk mengubah pandangan masyarakat dan memperkuat persepsi diri pendendang perempuan di Minangkabau tidaklah mudah. Diperlukan pendekatan yang komprehensif yang melibatkan pendidikan, dukungan masyarakat, serta adanya perubahan dalam pola pikir dan budaya yang menghargai peran perempuan dalam seni pertunjukkan.
Pemerintah dan lembaga budaya dapat berperan penting dalam mempromosikan kesetaraan gender dan menghargai peran pendendang perempuan di Minangkabau. Mereka dapat mengadakan program-program pelatihan dan pengembangan bakat untuk pendendang perempuan, serta memberikan dukungaan finansial dan sarana yang memadai untuk mendukung karier mereka. Selain itu masyarakat juga berperan kunci dalam mengubah pandangan mereka terhadap pendendang perempuan di Minangkabau. Dukungan dan apresiasi yang diberikan oleh masyarakat dapat membantu meningkatkkan rasa percaya diri dan pengakuan terhadap peran perempuan dalam seni pertunjukkan. Dalam beberapa dekade terakhir, Minangkabau telah mengalami perubahan sosial yang signifikan. Modernisasi, urbanisasi, dan globalisasi telah mempengaruhi dinamika budaya tradisional. Di tengan perubahan ini, peran pendendang perempuan juga mengalami tantangan baru.
Dalam kesimpulan, pandangan masyarakat dan apresiasi diri pendendang perempuan di Minangkabau masih terikat oleh norma dan nilai-nilai budaya yang ada. Namun, ada perubahan yang terjadi dalam persepsi diri mereka, dengan beberapa pendendang perempuan mampu mengatasi hambatan sosial dan menunjukkan kemampuan mereka dengan percaya diri. Untuk mencapai kesetaraan gender dan pengakuan terhadap peran pendendang perempuan, diperlukan upaya komprehensif dari pemerintah, lembaga budaya, dan masyarakat secara keseluruhan, memastikan warisan budaya dan berharga generasi mendantang.
Pendendang perempuan juga menyadari tantangan yang mereka hadapi, baik dari segi pandangan masyarakat maupun dalam menjaga relevansi seni dendang di era modern. Mereka sering kali harus menavigasi antara mempertahankan tradisi dan beradaptasi dengan perubahan zaman untuk menarik minat generasi muda. Banyak pendendang perempuan yang juga menjalankan peran ganda dalam kehidupan sehari-hari, seperti menjadi ibu rumah tangga atau memiliki pekerjaan lain. Hal ini menambah kompleksitas dalam menjaga keseimbangan antara tanggung jawab pribadi dan komitmen terhadap seni dendang.Pandangan masyarakat dan persepsi diri pendendang perempuan Minangkabau mencerminkan penghargaan yang mendalam terhadap seni dan tradisi, serta tantangan yang dihadapi dalam menjaga warisan budaya di tengah perubahan sosial. Pendendang perempuan memainkan peran vital dalam melestarikan seni dendang, menyampaikan nilai-nilai luhur, dan memperkuat identitas budaya Minangkabau.