Dampak Perkembangan dan Kemajuan Teknologi Pemasaran 'Tiktok Shop' bagi Pasar Tradisional
Oleh : Nindy Dwi Syahira, Mahasiswi Departemen Ilmu Politik Universitas Andalas
Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan besar baik dari segi produksi maupun dari segi pemasaran dan dari segi pasar konsumenpun juga berubah. Produsen selalu dituntut untuk berinovasi mengikuti trends pasar yang menjadi kesukaan konsumen.
Dari segi pemasaran produk yang
tadinya dilakukan dengan cara beriklan di televisi atau media cetak dengan biaya mahal sekarang pemasaran produk cukup melalui media internet atau menggunakan media sosial dengan biaya murah
dan cepat.Dari segi pasar konsumenpun berubah yang tadinya belanja kita harus datang ke pasar atau toko-toko swalayan sekarang konsumen cukup dengan gedgetnya pilih situs-situs Online, pesan
barang yang kita inginkan akan cepat kita dapatkan.
Bisnis Online berkembag sangat pesat tanpa mengenal batas waktu dan tempat, jual beli melalui internet sebagai media penghubung dan website
sebagai katalog pemasaran lebih praktis dan efisien karena tidak mengharuskan pertemuan langsung antara penjual dengan pembeli, bahkan bisnis Online jangkauannya lebih luas bisa mencapai seluruh dunia, itulah yang membuat bisnis Online sangat diminati banyak orang, dilihat dari segi pelayanan,
efektifitas, keamanan dan popularitas.
Tetapi hal tersebut mempunyai pengaruh buruk bagi pasar tradisional, seperti Pasar Tanah Abang yang mendapati Penurunan pendapatan dikarenakan sepi pengunjung (konsumen).
Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat, sepi!, hal tersebut dikarenakan maraknya penjualan online (tiktok shop). Sehingga pemerintah resmi menutup praktik transaksi jual beli melalui platform media sosial (tiktok Shop).Hal itu ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 31/2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdangangan Melalui Sistem Elektronik yang diundangkan dan berlaku mulai 26 September 2023.
Politisi PDIP yang merupakan Sekretaris Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI Jakarta, Wa Ode Herlina, mengatakan, dirinya mendapati sejumlah keluhan dari para pedagang saat mengunjungi beberapa blok Pasar Tanah Abang. Menurut penuturannya, diantara keluhan yang dominan adalah mengenai beralihnya para konsumen ke penjualan live tiktok shop.
"Saya wawancara pedagang, mereka memang cerita kalau memang jauh banget (pendapatan) penjualan sekarang, sejak ada Tiktok Shop, " Kata Wa Ode kepada wartawan, Jumat (22/9/2023).
Meskipun demikian Menurut Saya sepinya Pasar Tanah Abang tersebut bukan hanya dikarenakan penjualan Via Tiktok Shop saja, melainkan ada beberapa faktor yang menyebabkan pasar Tanah Abang tersebut sepi yaitu diantaranya, perubahan tren pasar, persaingan semakin ketat, perubahan preferensi pelanggan, sepi karena masalah internal, ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan.
Saya mendapati bahwa situs-situs belanja online lebih digemari oleh konsumen dibandingkan dengan belanja langsung ke pasar/swalayan salah satu penyebab nya adalah perkembangan dan kemajuan teknologi yang terciptanya situs belanja online memudahkan konsumen dalam bertransaksi jual beli, efesien dan tentunya praktis.
Dengan adanya Kebijakan Pemerintah mengenai penutupan Tiktok Shop menurut saya itu tidak akan membuat pasar tradisional (tanah abang) kembali banyak pengunjung/pembeli dikarenakan cuma satu dari beberapa situs belanja online yang ditutup, tetapi hal tersebut tidak dapat dipungkiri, seiring berkembangnya Teknologi Pasar Tradisional pasti akan mengalami penurunan akibat situs belanja online yang lebih digemari.