Sekolah Rakyat Memutus Rantai Kemiskinan Antar Generasi melalui Pendidikan
Jurnalbengkulu.com, Jakarta (22/09/2025) - Kemiskinan kerap kali menjadi warisan turun-temurun yang sulit diputuskan di Indonesia. Bukan hanya karena keterbatasan ekonomi, tetapi juga akibat minimnya akses terhadap pendidikan. Anak-anak dari keluarga kurang mampu sering kali terjebak dalam lingkaran yang sama yakni tidak bersekolah, sulit memperoleh pekerjaan layak, dan akhirnya kembali hidup dalam keterbatasan. Menyadari tantangan ini, pemerintah menghadirkan Program Sekolah Rakyat, sebuah terobosan pendidikan berupa sekolah gratis berasrama yang dirancang untuk memutus rantai kemiskinan sekaligus memperluas akses pendidikan setara di seluruh Indonesia.
Penting memberikan literasi dan edukasi untuk meningkatkan optimisme masyarakat dalam bersama mendukung program Sekolah rakyat untuk membantu kelompok rentan yang betul-betul membutuhkan pendidikan yang layak untuk mengubah nasib ekonomi keluarga.
Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Donggala, Sulteng, Adha Nadjamudin, menilai program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah merupakan terobosan penting dalam upaya memutus rantai kemiskinan antargenerasi melalui pendidikan.
Menurut Adha, angka putus sekolah di Indonesia masih cukup tinggi. Rata-rata lama sekolah nasional baru mencapai 9,22 tahun atau setara dengan tingkat SMP. Bahkan, data menunjukkan angka putus sekolah tertinggi justru terjadi pada jenjang sekolah dasar. Kondisi ini disebabkan berbagai faktor, mulai dari keterbatasan akses di daerah pelosok, distribusi guru yang tidak merata, hingga masalah ekonomi keluarga.
“Sekolah Rakyat itu penting sebagai solusi. Program ini dibutuhkan terutama bagi masyarakat ekonomi lemah, karena tidak semua mampu menjangkau sekolah formal. Dengan adanya Sekolah Rakyat, anak-anak yang putus sekolah bisa kembali terakomodir,” ujarnya.
Pihaknya menekankan, Sekolah Rakyat harus didukung tenaga pendidik yang profesional dan berdedikasi tinggi. Selain memberikan pengetahuan, guru juga diharapkan mampu membekali siswa dengan akhlak dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman. “Sekolah ini jangan kaku seperti formal, tapi adaptif terhadap kebutuhan masyarakat,” tambahnya.
Lebih jauh, Adha meyakini penguatan Sekolah Rakyat dapat berkontribusi besar dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Jika dikembangkan dengan baik, Sekolah Rakyat akan menjadi solusi nyata dalam meningkatkan kualitas SDM bangsa, bukan sekadar program politis atau ambisius pemerintah,” tegasnya.
Adha juga mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mendukung pengembangan Sekolah Rakyat dengan menutup kekurangan yang ada, sehingga benar-benar menjadi instrumen pemutus kemiskinan antargenerasi melalui pendidikan.
“Kalau ini bisa kita dorong, saya percaya Sekolah Rakyat bisa menjadi salah satu kunci menuju Indonesia Emas 2045. Program ini harus kita dukung bersama agar benar-benar menjadi solusi untuk memutus rantai kemiskinan antar generasi,” pungkasnya. (Adr)