Keterbatasan Pasar, UMKM Go Online
Jurnalbengkulu.com- Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Koperasi UKM menggelar acara diseminasi hasil kegiatan pelatihan dengan tema UMKM Go Online dilaksanakan di Grage Hotel ,19/11/2019.
Perlu diketahui pada kegiatan masa perioede presiden jokowi dan makruf amin ini fokus pemberdayaan UKM itu akan menjadi kebijakan yang sangat strategis. Permasalahan UMKM 30 Tahun yang lalu sampai pada saat ini masih sama. Apakah pemerintah tidak melakukan apa apa, tentunya kita akan melihat kedepan upaya apa sajakan yang sudah dilakukan pemerintah.
Adam Latif selaku Kepala Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k) menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah kota bengkulu. acara ini adalah akumulasi hasil akhir dari tiga tahap pelatihan yang sudah dilakukan. Program program Pemerintah Pusat di identifikasi melibatkan beberapa Kementrian dan anggarannya yang digelontorkan pun sampai puluhan triliun, timbul pertanyaan mengapa permasalahan UKM ini tetap sama.Maka dari itu TNP2K ingin berkontribusi mengatasi salah satu permasalahan yang tercatat dalam literatur mapupun kenyataannya mengenai keterbatasan pasar.
Data dari tingkat nasional 75% UKM memasarkan produknyanya secara lokal, dimana memasarkannya dilokasi. kita akan lihat di Bengkulu lebih bagus dari pada tingkat Nasional. Kesimpulan awal ternyata menggunakan Aplikation Online itu harus disumplemen juga dengan Offline.
"Harapan kita bahwa mungkin yang sudah berhasil menyerap ilmunya melalui local campion untuk mengaplikasikan pemanfaatan kepada pelaku UKM yang literasi pemanfaatan teknologinya yang sangat masih Rendah," Ungkap Adam.

Wakil Walikota Bengkuku Dedy Wahyudi mengatakan Para pelaku pelaku UMKM mengkoordinasikan penanggulangan kemiskinan daerah yang bercerita tentang angka kemiskinan supaya kita ada kesamaan pemahaman.Termasuk orang yang paling keras berbicara soal angka kemiskinan di sini ada Bu Yopi beliau seorang Dosen Akademisi mempersoalkan angka kemiskinan kota Bengkulu menurut BPS di angka 18 %, kenapa bahwa dalam menentukan angka kemiskinan pendekatan yang dilakukan oleh para ahli statistik menggunakan pendekatan konsumsi atau bukan pendekatan pendapatan menurut para akademisi ini yang di gunakan pola pendekatan pendapatan untuk negara-negara maju.
Pada pola-pola pendapatan per kapita negara berkembang seperti Indonesia India dan berapa negara lain itu lebih menggunakan konsumsi bahwa seseorang dikatakan hidup layak ketika dia mengkonsumsi kalori dalam sehari 2220 kali ini yang diajukan untuk mendapatkan kebutuhan tersebut berapa uang yang dikeluarkan untuk standar terjadi setelah jawaban BPS ada banyak variabel.
" Distriminasi hasil dari kegiatan sebelumnya,semacam kegiatan evaluasi dari kegiatan sebelumnya apakah membawakan hasil. Kerjasama TNP2K dengan Pemerintah Kota Bengkulu maka ada produk yang sudah kita pastikan yaitu Go Online yaitu sistem penjualan produknya tidak lagi melalui konvensional akan tetapi melalu Online," Ujar dedy
Beliau juga menambahkan "Terobosan baru inovasi baru putra daerah harus kita sosialisasikan kalo ada produk lokal kenapa harus makai yang lain ,Seperti apapun sistem distribusinya kalo tidak terapkan kualitas produk akan percuma, maka dari itu harus mempunyai penampilan yang bagus berkualitas menarik yang pasti juga lebih murah," imbuhnya.
Perlu kita ketahui Dalam rangkaian kegiatan ini melibatkan TNP2K, Bank Indonesia dan Dinas Koperasi UKM serta Peserta dan tamu undangan lainnya.*Ansor