Ramuan Tradisional Untuk Meredakan Nyeri Haid
Oleh : Hellen Berlian Putri, Mahasiswa Universitas Andalas
Pengobatan tradisional adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang hingga kini masih banyak yang memanfaatkannya sebagai alternative untuk mengobati keluarga yang sakit dengan bahan bahan yang mudah didapat seperti tumbuhan berkhasiat, pengobatan tradisional ini sangat bermanfaat untuk mengobati sakit yang sering dialami wanita seperti menstruasi, pada saat menstruasi sebagian wanita mengalami nyeri saat haid dan tentu ada upaya untuk meredakan nyeri tersebut, pengobatan tradisional yang digunakan biasanya adalah ramuan obat obatan yang diracik dengan bahan bahan alami yang ada disekitar rumah.
Nyeri haid adalah kondisi medis yang terjadi pada saat mestruasi yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di bagian perut dan panggul, hal ini tentu dapat mengganggu aktivitas sehari hari wanita yang mengalaminya dan memerlukan pengobatan, nyeri menstruasi disebut dismenorea, sakit yang berlebihan pada perut bagian bawah selama haid disebabkan oleh adanya jumlah prostaglandin F2a yang berlebihan pada darah menstruasi yang merangsang hiperaktivitas uterus dan terjadinya kejang otot uterus (suciani et al,2004).
Penggunaan obat-obat anti inflamasi nonsteroid dapat menimbulkan efek samping bila dikonsumsi, oleh karana itu pengobatan tradisional merupakan alternative lain karna menggunakan bahan yang alami yang mengurangi efek samping yang berbahaya bagi kesehatan, diantaranya tubuhan yang sering digunakan untuk pengobatan tradisional ini adalah tumbuhan jahe, diketakui kandungan aleoresin pada rimpang jahe seperti gingerol memiliki aktivitas antioksidan diatas vitamin E. gingreol pada jahe juga bersifat anti koagulan, yaitu dapat mencegah penggumpalan darah.
Ramuan jahe adalah varian sangat cocok untuk herbal dengan kandungan minyak astiri dan oleoresinnya yang lebih tinggi dibandingkan varian lainnya, jahe merah bisa digunakan untuk pengobatan tradisional dalam bentuk minumah jahe merah yang memiliki rimpang berwarna merah dan lebih kecil, jahe merah memiliki kandungan minyak astiri yang cukup tinggi.
Hasil penelitian yang berjudul “pengaruh pemberian ramuan jahe terhadap nyeri haid Mahasiswi STIKes PMC Tahun 2015”
Kandungan aleorisin pada rimpang jahe seperti gingerol, shogaol dan gingeron memiliki aktifitas antikoksidan diatas vitamin E. Antioksidan dapat membantu seluruh sel dan jaringan tubuh memperbaiki serta mengatasi peradangan atau imflamasi. Gingerol pada jahe juga bersifat antikoagulan, yang dapat mencegah penggumpalan darah. Sangat membantu dalam pengeluaran darah haid. Sumber lain mengatakan, bahwa jahe dapat menurunkan produksi prostaglandin, yang diketahui sebagai penyebab utama nyeri haid (Agusta, 2001). Aleorisin bekerja dalam menghambat reaksi cyclooxcygenase (COX) sehingga menghambat terjadinya inflamasi yangakan mengurangi kontraksi uterus (Thania, et al., 2009).
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Melvanda (2009) tentang Pengaruh Pemberian Ramuan Jahe Terhadap Pentalaksanaan Dismenore, menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian ramuan jahe terhadap penurunan intensitas nyeri haid(dismenore).
Penelitian terhadap ramuan jahe juga dilakukan oleh Ridha Hidayati dalam artikel berjudul “Penurunan Nyeri haid (Dismenore) Primer melalui pemberian Minuman jahe Emprit”
Terapi ramuan herbal dapat dilakukan dengan menggunakan obat tradisional yang berasal dari bahan- bahan tanaman.Beberapa bahan tanaman dipercaya dapat mengurangi nyeri. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi yang berada di SMKN 2 Padang.Sampel pada penelitian ini adalah 15 siswi yang mengalami dismenore dengan cara purposive sampling. Data diolah dengan uji paired t-test.Instrument penelitian menggunakan lembar penilaian skala nyeri numerik.
Menurut peneliti dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa minuman jahe emprit dapat menurunkan tingkat nyeri haid pada siswi SMKN 2 Padang. Minuman jahe emprit dapat dijadikan sebagai alternative pengobatan secara nonfarmakologi pada siswi untuk mengurangi nyeri haid. Jahe emprit terbukti memiliki keefektifan yang sama dengan asam mefenamat dan ibuprofen dalam mengurangi nyeri dismenore primer.
Penelitian lain mengatakan tentang efek dari jahe emprit dalam mengobati dismenore primer menunjukkan bahwa terapi menggunakan jahe adalah terapi yang aman dan efektif dalam mengurangi nyeri dismenore primer. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikatakan Anurogo (2011) bahwa jahe emprit sama efektifnya dengan asam mefenamat (mefenamic acid) dan ibuprofen untuk mengurangi nyeri pada wanita dengan nyeri haid (dismenore) primer. Selain bahannya mudah didapat, ramuan minuman jahe mudah dibuat.
Persiapan Alat/Bahan:
Alat: Gelas, Parutan, Penyaring Bahan: Jahe 25 gram (sekitar 2 ruas jari tangan), Gula aren (secukupnya), 2 gelas air
1) Cara kerja:
Bahan- bahan tersebut akan di olah dengan cara bersihkan jahe dari kulitnya, kemudian jahe diparut, rebus dengan 2 gelas air dan tambahkan gula aren secukupnya sehingga menyusut menjadi 1 gelas minuman jahe.
2) Cara minum:
Minuman ini diminum dalam keadaan
hangat sebanyak 1 gelas 2 x sehari.
Arikel ini mengutip dari beberapa jurnal yang membahas tentang pengaruh ramuan tradisional terhadap nyeri haid, artikel-artikel tersebuti dirangkum dan diambil kesimupulannya yang bertujuan agar para memudahkan para pembaca untuk memahami isi dari artikel-artikel tersebut, dengan harapan artikel in dapat bermanfaat bagi pembaca.