Diduga Oknum PT TLB Serobot Tanam Tumbuh Yang Dilalui Jaringan SUTET di Seluma
Jurnalbengkulu.com, Seluma - Pemilik hak kuasa lahan dan tanam tumbuh yang dilalui jaringan Saluran Udara Tegangan EKstra Tinggi (SUTET) yang berlokasi di Desa Air Kemuning Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma, Feby febriansyah hari ini, Selasa (5/3) bersama tim dan didampingi kuasa hukumnya mendatangi Kepala Desa setempat.
Hal dilakukan karena pada hari Senin (4/3) kemarin, diduga ada oknum dari pihak PT. Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) telah mengintruksikan kepada warga setempat untuk melakukan penebangan tanaman tumbuh yang berada di jalur SUTET tersebut
Feby menegaskan, bahwa apa yang dilakukan oleh pihak PT. TLB merupakan tindakan ILEGAL. Tindakan penebangan yang dilakukan oleh PT. TLB merupakan suatu tindakan penerobosan.
"Bagi saya itu merupakan tindakan penerobosan dan ilegal. Karena bagi saya itu merupakan tanaman saya, saya sudah membelinya langsung dari warga. Saat ini mereka sudah merusak lahan saya, karena saya memiliki dokumen lengkap baik surat kuasa, kwitansi serta surat jual beli juga ada", ujar Feby Febriansyah saat ditemui di Kator Desa Kemuning.
Feby Febriansyah menambahkan, bahwa dirinya menerima informasi dari Kusmudi yang merupakan tangan kanan dari Abu Bakar yang merupakan pelaksana kerja dari pihak PT. TLB melalui sambungan telephone.
"Tentu saya ingin ketemu dengan pak Abu Bakar, saya ingin lihat legalitas beliau. Kok bisa dia menyerobot tanpa konfirmasi dengan saya. Motifnya apa tentu saya ingin mempertanyakan. Makanya pada hari ini saya datang ke Desa Kemuning dengan membawa massa sekaligus melakukan kroos cek", ungkap Feby.
Feby juga menegaskan dalam 1-2 hari kedepan, dirinya sedang menunggu pihak PT. TLB untuk melakukan etikat baik dengan menemuinya. Bila memang tidak ada respon dari pihak PT. TLB Feby berjanji akan mengerahkan massa lebih banyak lagi.
"Hari ini saya mendatangi Kantor Desa Kemuning, saya ingin bertemu dengan kepala desa meminta penjelasan namun saat dilokasi ternyata kepala desa tidak ada di tempat. saya juga sudah menghubungi via telephone namun hingga kini tidak ada balasan dari kepala desa itu sendiri", tambah Feby.
Setelah mengunjungi kantor desa namun tidak menemui yang dituju maka Feby beserta rombongan melakukan sweeping di lokasi titik tiang SUTET yang ada di Desa Kemuning. Dari 7 titik tower SUTET yakni titik 58, 59, 60,61,62,63 dan 64, Feby membenarkan bahwa tanam tumbuh yang berada dilokasi tersebut sudah dilakukan penebangan.
"Jadi setelah kami melakukan sweeping memang benar bahwa tanam tumbuh yang berada dilokasi titik tiang SUTET sudah ditebang warga, tujuan kami jelas, kami menghentikan tindakan penebangan karena pihak PT.TLB belum melakukan ganti rugi kepada saya selaku pihak pemilik kuasa atas taman tumbuh tersebut", jelasnya.
Dilokasi tanam tumbuh pada lahan yang dilalui jalur SUTET ini, tim mendapati warga yang diduga menebang tanaman sawit. Ditanyai terkait penebangan tersebut, warga yang bernama Pak Jito ini mengaku bahwa dirinya berinisiatif menebang tanaman sawit ini lantaran mendapat informasi dari kepala desa setempat, bahwasanya tanam tumbuh tersebut harus ditebang.
"Penebangan ini inisiatif saya sendiri karena beberapa waktu lalu ditelfon pak kades, beliau memberitahukan jika tanam tumbuh yang dilaui jalur SUTET harus ditebang. Pak kades memberitahukan itu, tapi tidak menyuruh" terang Jito.
Menangggapi hal tersebut, Feby kembali menegaskan bahwa dirinya tetap memperjuangkan hak untuk tanam tumbuh yang ditebang meskipun harus menempuh jalur hukum.
"Untuk tanam tumbuh yang sudah ditebang, tentu kami akan memperjuangkan hak kami meskipun harus menempuh jalur hukum dengan demikian maka nanti akan terungkap siapa dalang di balik masyarakat. Demi mengamankan lokasi kami akan membuat TIM jaga yang ada dilokasi Kemuning satu titik dan Riak Siabun satu titik terdiri dari beberapa anggota masyarakat sampai permasalahan ini bisa clear", tegas Feby.
Media ini mencoba menghubungi pihak PT. TLB melalui Abu Bakar untuk konfirmasi terkait perihal tersebut lewat telephone, namun hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan yang jelas. (Alf)