Alih Bahasa: MEMETIK BUNGA PEMBERIAN DARI TUHAN " karya Tomi Sulaeman
Buku "Alih Bahasa: Memetik Bunga Pemberian dari Tuhan" karya Tomi Sulaeman menawarkan sebuah perspektif segar tentang dunia penerjemahan, khususnya dalam konteks naskah A 450. Di dalam bukunya, Sulaeman menjelajahi berbagai aspek penerjemahan, mulai dari teori dan metodologi hingga praktik dan aplikasi.
Salah satu kekuatan utama buku ini terletak pada kemampuan Sulaeman untuk memadukan teori dan praktik secara harmonis. Ia tidak hanya menjelaskan konsep-konsep penerjemahan secara mendalam, tetapi juga menunjukkan bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diterapkan dalam penerjemahan naskah A 450. Hal ini membuat buku ini menjadi sumber yang berharga bagi para penerjemah, baik yang baru memulai maupun yang sudah berpengalaman.
Buku "Alih Bahasa: Memetik Bunga Pemberian dari Tuhan" karya Tomi Sulaeman menawarkan lebih dari sekadar panduan menerjemahkan naskah A 450. Sulaeman mengajak pembaca memasuki ranah spiritual yang kaya melalui terjemahannya, dengan latar belakang maraknya tarekat atau aliran sufisme di Indonesia.
Essay ini akan menelusuri bagaimana buku Sulaeman tidak hanya membahas teknis alih bahasa, tetapi juga menjadi jembatan untuk memahami tradisi intelektual dan spiritual Islam Nusantara, khususnya terkait tarekat.
Menelusuri Jejak Tarekat di Indonesia
Sulaeman mengawali bukunya dengan membandingkan sikap terhadap tarekat di berbagai negara Islam. Ia menunjukkan kontras antara Indonesia yang menerima tarekat dengan lapang dada, dan negara-negara seperti Turki dan Saudi Arabia yang melarangnya. Hal ini mendorong pertanyaan mendasar: mengapa tarekat begitu membumi di Nusantara?
Sulaeman mengaitkan hal ini dengan teori masuknya Islam melalui gerakan sufisme. Para wali yang berperan besar dalam penyebaran Islam di Indonesia seringkali diyakini sebagai tokoh sufi. Dengan demikian, corak kesufian yang kuat dalam tarekat menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan Islam di Indonesia.
Tarekat: Jalan Menuju Ridha Ilahi
Sebelum membahas terjemahan naskah A 450, Sulaeman terlebih dahulu mendefinisikan tarekat. Secara harfiah, tarekat berarti "jalan". Dalam konteks spiritual Islam, tarekat ini merujuk pada jalan menuju Allah SWT dan mendapatkan ridha-Nya. Sulaeman menjelaskan prinsip-prinsip penting dalam tarekat, seperti zuhud (meninggalkan duniawi), wara' (menghindari perbuatan yang diragukan keharamannya), qana'ah (menerima dengan lapang), sabar (menerima cobaan dengan tenang), dan tawakal (berserah diri kepada Allah SWT).
Menerjemahkan Naskah A 450: Memetik Bunga Sufi
Berbekal pemahaman tentang tarekat, pembaca diajak untuk menelaah terjemahan naskah A 450. Naskah ini, meski belum terungkap isinya secara detail dalam kutipan yang diberikan, diasumsikan sebagai naskah yang berkaitan dengan ajaran atau praktik tarekat. Sulaeman barangkali menjelaskan tantangan dan solusi dalam menerjemahkan naskah yang bernuansa spiritual dan menggunakan terminologi khusus tarekat.
Lebih dari Sekadar Alih Bahasa
"Alih Bahasa" karya Tomi Sulaeman melebihi fungsinya sebagai buku panduan penerjemahan. Buku ini menjadi jendela untuk memahami khazanah intelektual dan spiritual Islam Nusantara, khususnya tradisi tarekat. Sulaeman tidak hanya menyajikan terjemahan, tetapi juga memberikan konteks yang kaya mengenai tarekat di Indonesia.
Dengan demikian, pembaca yang mungkin awam dengan tarekat bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tradisi spiritual ini. Bagi para penerjemah, buku ini menawarkan wawasan tentang pentingnya memahami latar belakang budaya dan spiritual naskah yang diterjemahkan.
Secara keseluruhan, "Alih Bahasa" karya Tomi Sulaeman adalah karya yang berharga. Buku ini tidak hanya memperkaya khazanah ilmu penerjemahan, tetapi juga menjadi jembatan untuk memahami khazanah spiritual Islam Nusantara.