Ketua DPRD Ali Saftaini Minta DAK Untuk Peningkatan Sarana Pendidikan di Mukomuko
Mukomuko, Jurnalbengkulu.com – Ketua DPRD Mukomuko Ali Saftaini meminta pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk peningkatan sarana pendidikan. Terutama pembangunan dan pemeliharaan sekolah di wilayah terpencil atau di wilayah yang jauh di pusat kota. Ini ia sampaikan mengingat masih banyak SD maupun SMP yang ada di daerah ini terlewati dalam pembangunan, hingga kondisinya saat ini sangat memprihatinkan.
‘’Kita akan mendorong Pemkab agar SDN 10 di Kecamatan Selagan Raya ini menjadi skala prioritas untuk DAK tahun anggaran 2024 mendatang. Untuk tahun ini kita upayakan bangun satu gedung dulu dengan APBD kita di APBD perubahan nanti,’’ ujar Ali Saftaini kepada media ini.
Diektahui, Beberapa waktu lalu Ketua Dewan Mukomuko, Ali Saftaini, SE melakukan kunjungan ke Sekolah Dasar (SD) Negeri 10 Selagan Raya yang terletak di Desa Sungai Ipuh II Kecamatan Selagan Raya. Atas kunjungan tersebut perwakilan rakyat ini melihat secara langsung kondisi sekolah yang masih banyak kekurangan sarana dan prasarananya. Terutama ruang kelas untuk kegiatan belajar dan mengajar yang masih minim, bahkan tempat MCK pun digunakan untuk ruang belajar.
Pada kesempatan itu, Kepala Sekolah SDN 10 Kecamatan Selagan Raya Juniartuti mengatakan, bahwa pihaknya sangat berharap akan adanya pembangunan untuk sekolah yang dipimpinnya. Mengingat sekolah tersebut sudah menjadi rujukan pertama bagi masyarakat dua desa untuk menyekolahkan anaknya.
Selama ini pihak sekolah bersama wali murid dengan di bantu pemerintah desa setempat sudah melakukan pembangunan secara swadaya. Meskipun demikian, dengan dana seadanya tetap saja masih banyak kekurangan untuk menunjang aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut.
‘’Besar harapan kami, dengan adanya kunjungan Ketua DPRD Mukomuko bisa mendorongkan Pemkab untuk pembangunan sekolah ini. Dengan kondisi sekarang ini bisa dikatakan tidak layak untuk proses belajar mengajar. Namun apa boleh buat, anak – anak harus tetap belajar dengan fasilitas seadanya. Sudah dipastikan kondisi bangunan yang kurang memadai menggangu kenyamanan anak – anak belajar,’’ pungkas Juniartuti. (Adv/Rudi)